

Setelah menikmati momen hangat bersama keluarga, menyantap opor dan ketupat, serta berbagi tawa saat silaturahmi, kini saatnya kembali ke rutinitas seperti biasa. Menariknya, suasana Lebaran kali ini terasa lebih berwarna di dunia digital. Tak hanya ucapan “mohon maaf lahir dan batin” yang berseliweran, tetapi juga wajah-wajah keluarga yang berubah rupa menjadi karakter ala
Studio Ghibli yang menggemaskan. Foto keluarga yang biasa saja, kini tampil dengan nuansa lembut, namun tetap menggambarkan identitas masing-masing. Semua ini bisa dibuat hanya dalam hitungan detik, bahkan oleh mereka yang tak pernah menyentuh kuas digital sekalipun. Namun di balik keindahan tren ini, saya jadi teringat pada tantangan yang kerap dihadapi banyak organisasi, bagaimana menjadikan visi, misi, dan nilai perusahaan terasa dekat dan berarti bagi orang-orang di dalam nya?
Membuat culture artefakyang bukan hanya bisa dibaca dan dilihat, tetapi juga bisa dirasakan dan mendapatkan emosi positif dari seluruh karyawan, sering menjadi salah satu tantangan. Misalnya, Anda ingin menuliskan nilai-nilai seperti “kebersamaan” atau “inovasi”, Anda juga harus mampu memvisualisasikannya dalam bentuk ilustrasi atau cerita bergaya animasi, yang membuat pesan-pesan budaya itu lebih hidup dan menyentuh sisi emosional karyawan.

Gaya visual seperti Ghibli, dengan nuansa humanis dan storytelling yang kuat, bisa menjadi inspirasi. AI (Artificial Intellegence) dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk eksplor ide-ide kreatif, sebagai bagian dari proses brainstorming dalam menciptakan culture artefakrepresentasi budaya yang lebih mudah ditangkap oleh karyawan. Tetapi tentu, hasil akhirnya tetap sebaiknya dikerjakan oleh desainer atau tim kreatif agar sesuai dengan identitas dan nilai-nilai perusahaan yang sudah ditetapkan.
Dengan begitu, AI bukan menggantikan kreatifitas manusia, namun bisa membantu dalam proses bekerja. Menghargai karya seni dan proses kreatif itu juga penting baik untuk para pekerja seni di luar sana, maupun karyawan Anda sendiri yang terlibat dalam proses mengkomunikasikan budaya perusahaan.
Tren Ghibli AI ini bisa jadi pengingat bahwa orang-orang masih menyukai hal-hal yang punya cerita, kehangatan, dan kedekatan. Dalam segala proses perubahan, kita sebagai organisasi tetap bisa belajar menyampaikan nilai-nilai dan budaya perusahaan dengan cara yang lebih manusiawi dan menyentuh hati. Dengan begitu, nilai-nilai perusahaan lebih mudah diterima oleh setiap karyawan.