Organization Development partner for business transformation and growth

Organization Development di Masa Krisis

Tidak ada organisasi yang benar-benar siap menghadapi krisis. Saat pandemi Covid-19, dalam hitungan minggu, bisnis yang selama bertahun-tahun tumbuh stabil dipaksa untuk mengubah cara mereka beroperasi. Rantai pasok terganggu, pendapatan turun drastis, dan karyawan harus beradaptasi dengan sistem kerja jarak jauh. Situasi seperti ini memperlihatkan satu hal penting bahwa organisasi yang kuat adalah organisasi yang bisa beradaptasi dengan cepat.

Krisis, dalam bentuk apa pun baik pandemi, krisis ekonomi, perubahan regulasi yang drastis, hingga gangguan teknologi menjadi ujian bagi struktur, budaya, dan strategi perusahaan. Banyak organisasi gagal bukan semata karena besarnya krisis yang mereka hadapi, melainkan karena ketidakmampuan mereka untuk merespons dengan tepat. Menurut Harvard Business Review (2023), organisasi yang memiliki fondasi pengembangan yang kuat melalui pendekatan OD (Organization Development) memiliki tingkat pemulihan bisnis 30% lebih cepat dibandingkan organisasi yang tidak memiliki strategi pengembangan yang jelas.

OD bukan hanya tentang pelatihan karyawan atau restrukturisasi organisasi, tetapi pendekatan yang menyentuh seluruh lapisan perusahaan. Dalam masa krisis, OD membantu organisasi melihat peluang di balik kesulitan. Krisis dapat menjadi katalis untuk transformasi. Misalnya, ketika pandemi memaksa perusahaan beralih ke sistem digital, tim OD dapat memimpin proses adaptasi budaya kerja baru, mengatasi resistensi karyawan, dan membangun kompetensi digital yang dibutuhkan untuk keberlanjutan jangka panjang.

Peran OD juga terlihat dalam membentuk pola pikir yang kuar (resilient mindset). Melalui intervensi OD, perusahaan dapat membangun komunikasi yang lebih efektif, memperkuat rasa memiliki, dan menjaga motivasi karyawan. Ini penting karena, menurut McKinsey & Company (2024), 40% karyawan yang merasa tidak didukung selama masa krisis cenderung mencari pekerjaan baru setelah situasi stabil.

Salah satu tantangan terbesar di masa krisis adalah resistensi terhadap perubahan. Ketika organisasi berada dalam keadaan tertekan, banyak pihak yang merasa cemas dan takut. OD hadir untuk memfasilitasi proses perubahan ini. Misalnya, saat perusahaan perlu melakukan perampingan struktur atau perubahan strategi bisnis, tim OD membantu merancang proses yang manusiawi, adil, dan transparan. Hal ini tidak hanya meminimalisasi konflik, tetapi juga menjaga reputasi perusahaan di mata publik dan pemangku kepentingan.

Selain itu, OD berperan dalam mengembangkan organizational resilience. Ini melibatkan penguatan budaya yang adaptif, pembangunan tim lintas fungsi, dan peningkatan kapasitas pemimpin dalam menghadapi ketidakpastian. Pemimpin yang dilatih melalui program OD tidak hanya fokus pada pemecahan masalah jangka pendek, tetapi juga mampu merancang visi jangka panjang yang realistis.

Contohnya dapat dilihat pada perusahaan-perusahaan logistik di Asia Tenggara yang berhasil bertahan selama pandemi. Mereka menggunakan pendekatan OD untuk mengidentifikasi kompetensi inti yang perlu ditingkatkan, mempercepat digitalisasi, dan mengembangkan model bisnis baru yang lebih efisien. Hasilnya, mereka tidak hanya selamat dari krisis, tetapi juga muncul sebagai pemimpin pasar setelahnya.

Krisis sering kali meninggalkan jejak luka bagi organisasi, mulai dari kehilangan karyawan terbaik hingga hilangnya sebagian pangsa pasar. Namun, organisasi yang memanfaatkan OD dengan baik mampu memulihkan diri dan menciptakan nilai baru. Salah satu contoh nyata adalah bagaimana banyak perusahaan ritel beralih ke model omni channel setelah pandemi. Dengan dukungan OD, mereka membangun budaya inovasi yang memungkinkan integrasi antara toko fisik dan digital, sekaligus menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Pasca krisis adalah momen penting untuk refleksi. OD membantu perusahaan melakukan evaluasi mendalam, bukan hanya untuk melihat apa yang salah, tetapi juga apa yang berhasil. Dari sini, organisasi dapat memperkuat strategi bisnis, memperbaiki kelemahan, dan merancang intervensi jangka panjang untuk memastikan ketahanan di masa depan.

Krisis adalah hal yang tak terhindarkan dalam perjalanan sebuah organisasi. Namun, respons terhadap krisis adalah hal yang bisa direncanakan dan dikelola. OD menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk membantu organisasi tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang setelah badai berlalu. Dengan mengintegrasikan strategi OD, perusahaan dapat membangun budaya yang adaptif, kepemimpinan yang tangguh, dan struktur yang fleksibel.

Seperti kata Peter Drucker, “The greatest danger in times of turbulence is not the turbulence itself, but to act with yesterday’s logic.” Bahaya terbesar di saat krisis bukanlah krisis itu sendiri, melainkan tindakan yang berdasarkan cara berpikir lama. Dengan OD, organisasi dapat memastikan bahwa mereka bergerak maju dengan logika baru yang relevan dengan tantangan masa kini, menjadikan krisis sebagai peluang untuk bangkit dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Open chat
Hello, can I help you?